Ribet itu Istimewa
(Melan Kusumandari)
Terik
matahari yang menyinari pertiwi seakan mulai terhalang kumpalan mega. Panas
yang menyengat kulit sayup-sayup menjadi hawa dingin. Angin sepoi-sepoi seakan
menemani udara dalam setiap hembusan. Dan tiba tiba
Tttttttteeeeeeeeeeeeeeeettttttttt..teeeeeeeeeettttttttt.tttteeeeeeeeeeeeeetttttttttt……
Bel
pulang sekolah telah berbunyi. Ini berarti bahwa seluruh siswa SMA Nusa Bangsa
boleh bergegas meninggalkan bangunan tiga tingkat nan megah. Hal ini juga
berlaku untuk aku dan teman-temanku.
“Din,
Mel, Sit, Lang ini ada undangan sweet seventeen ku. Kalian jangan lupa datang
ya. Perayaannya tinggal seminggu lagi. Datang ya….” Kata Putri sambil
memberikan undangan pada kami.
“siap
86 dah…:jawab kami kompak.
Setelah menerima undangan itu, tak
seperti biasanya yang selalu nongkrok di warung Yu Jah, waktu itu kita langsung
pulang ke rumah masing-masing. Mungkin ini efek dari kuis Matematika yang rumit
plus gak bisa ngerjain. Gimana gak pusing coba, kuisnya aja di buat dadadakan
ditambah soalnya berjubel banyak dan sulit, plus aku, Dina, Sita, dan Galang
semalam gak belajar gara-gara nonton film DVD bersama. Arrrggghh pokoknya bikin
pusing tujuh keliling dah.
Eh, iya lupa belum kenalan, namaku
Melda. Anak kelas XI C SMA Nusa Bangsa. Dina, Sita,dan Galang mereka itu temen
sekelas, sekomplek, sekaligus sahabat-sahabat aku. Bisa juga dibilang saudaraan
juga, soalnya orang tua kita juga sudah saling mengenal satu sama lain dan
mengganggap kami seperti anak kandung mereka sendiri. Top Care dah pokoknya.
Oh iya, diantara kami punya berbagai
keunikan sendiri sendiri loh, liat aja bentar lagi pasti bisa nebak keunikan
kita,,,Penasaran?? Check it dot
Hari ini hari Minggu, kami berempat
punya planning untuk pergi ke sebuah toko yang menyediakan pernak-pernik atau
apalah untuk memberikan sebuah kado yang istimewa buat Putri, yang waktu itu
tuh ngasih undangan ultah ke kita.
“Assalamu’alaikum” kata Sita sambil
mengetuk pintu rumahku.
“Wa’alaikum salam, masuk sini Sit.”
Jawab Ibuk aku sambil menyuruh Sita untuk menungguku sambil duduk.
Ibuk aku langsung ke kamarku dan
memberitahuku kalau Sita datang ke rumah. Dengan bergegas aku pun langsung
merapikan rambut panjangku dan baju dengan lengan tiga perempat yang kupadukan
dengan rok berbahan soft jean. Tak lama setelah itu, aku pun hendak menemui
Sita di ruang tamu.
Eeeeiiitssss,,
saat ku akan menemui Sita, kulihat si Galang dengan kaos dan jeans hitam serta
Dina dengan kaos hitam yang dipadukan dengan hem gombrong lengan panjang kaya
anak hip hop plus tak ketinggalan topinya, sudah berdiri di depan pintu.
“Eh,
masuk dulu sini sini!” kupersilahkan Dina dan Galang untuk masuk ke rumah dulu.
Setelah semua merasa siap untuk
pergi ke toko “jelewery” kami pun mulai menstater motor matic kami. Alhasil
lima belas menit kemudian kami sampai di tempat tujuan.
“Mbak
bro,,I will ke tempat sepatu sek ya..see you…” kata Galang yang sangat hobi
mencampuradukkan segala macam bahasa dalam kata-katanya.
“aaaiittssss,,
yap dah, aku juga mau ke pakaian-pakaian di sana yak” jawab Dina sambil
berlalau menuju pakaian cowok.
“eh,
kok main ngeloyor saja si semuanya. Aku juga mau ke tempat jilbab-jilbab dulu
kalau begitu, hehehee..daaaddaa Melda..”kata Sita sambil berjalan.
Arrgghh si Galang pasti sibuk
nyari-nyari sepatu yang oke. Dina pasti nyari kaos-kaos oblong yang bertuliskan
atau bergambar lucu, sementara Sita pasti nyari jilbab, kan diantara kami hanya
Sita yang berjilbab. Alhasil dari pada aku berdiri gak jelas di tengah-tengah toko
kuputuskan untuk melihat pernak-pernik yang tempatnya gak jauh dari penempatan
jilbab-jilbab.
Dengan melihat seksama dan sesekali
memegang pernak-pernik itu, tiba-tiba kulihat Sita sedang mengambil salah satu
jilbab untuk selanjutnya dicoba. Ya,, memang aku juga seorang muslim, tapi aku
belum berhijab. Tapi kalau dari niatan dan hati ingin banget rasanya berhijab,
soalnya kan itu sudah jadi tuntutan wanita muslim, ya kan?? katanya sih gitu
loh,,
“eh, sit boleh liat gak gimana cara
pakainya??” kataku mengagetkan Sita sambil menepuk bahunya.
“weeww,,, bikin kaget ajah kamu
Mel..Ya boleh lah mau liat aku pakai atau kamu aku pakaiin?” jawab Sita dengan
lembut.
“emm,, kamu pakai aja Sit, aku liat
dulu” kataku sambil memegang hijab yang akan dikenakan Sita.
“oke oke,,gini ni caranya..” Jawab
Sita dengan penjelasan panjang lebar sambil dia mengenakan hijab yang
dicobanya.
“eh,, sit sory ni before. Apa gak
ribet pa ya kalau tiap hari pakai hijab??” tanyaku pelan.
“Emm,,ribet
sih enggak kalau aku, kan dah biasa. Tapi kalau menurutku siihh,, pakai jilbab
dan gak pakai jilbab pasti akan merapikan mahkota yang kita miliki. Kalau
misalnya belum pakai jilbab, terus mau pergi ke suatu tempat, pasti kamu akan
merapikan rambutmu kan??” tanya Sita dengan pelan
“eh,,
ya jelas..” jawabku datar
“Nah
begitu juga dengan aku. Kalau aku mau pergi ke suatu tempat aku juga merapikan
jilbabku. Kalau dibilang ribet berarti sama-sama ribet dong??” jawab Sita
sambil tersenyum.
Kata-kata Sita Kalau ribet jadi sama-sama ribet
dong,, terus menerus melintas dalam benakku. Kupikir-pikir benar juga ya,
kalau aku katakana berjilbab itu ribet, nyisir rambut dan merapikan rambut juga
ribet. Berarti sama dong ya??
“ooeee…melamun
wae kamu,wes dapat belum kado for Putri” kata Galang membangunkan lamunanku.
“eh,,udah
ini,, baguskan” jawabku spontan sambil memperlihatkan pernak-pernik yang
kupilihkan buat Putri.
“oh,,
yoh yoh yoh, aku ngasih dia ini,,eitttsss buruan go to kasir yuuks,,Dina sama Sita
wes nunggu in the kasir” kata Galang sambil menunjukkan kado dan mengajakku ke
kasir.
Saat jalan ke kasir aku berada di
belakang Galang. Untuk menuju tempat pembayaran tersebut, kita melalui tempat
yang banyak banget jilbab tadi. Perhatianku kembali ke jilbab-jilbab tadi.
“Wooeee…ayok
tho,,lets go” kata gilang sambil sedikit berteriak.
Hari demi hari kulalaui dengan cerah
ceria, secerah mentari yang menghiasi langit yang berseri. Tapi di balik
keceriaanku masih juga terniang niang kata-kata Sita. Em,,bukan berarti aku
jadi sebel sama Sita lho, tapi ini kan tetang hati dan diri aku yang belum
sepenuhnya bersatu tentang berhijab.
“heii
heii heiii Mas, mbak bro jangan lupa lho, nanti kita dating ke rumahnya Putri
bersama-sama” kata Dina memulai perbincangan di warung Yu Jah.
“yyoooiii,,ciyus
undangannya at setengah 4” sambung Galang dengan penuh semangat.
“miapah??”
kata Yu Jah yang tiba-tiba datang menghampiri meja kami.
Spontan
kami pun langsung tertawa, dengan kedatangan Yu jah yang mengatakan kata-kata
itu. Bukankah kata-kata itu sanagt fenomenal pemirsa,hehehheh
“Mie
goreng 2, mie ayamnya 2…” jawab Sita sambil tersenyum
“Duuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa???”
kata Yu jah yang berlagat ayu ting ting
Spontan
kami tertawa terbahak-bahak. Gimana gak ketawa coba, Yu jah menirukan ikhlan itu
sambil sedikit menari dan mengajungkan jari telunjuk serta jari tengannya. Lucu
deh pokoknya,, hehehehh..Dan setelah kami selesai makan, kami bergegas pulang
ke rumah masing-masing.
“Haii
putri,, Happy bristhday yah, wish you’re dream come true” kataku sambil
bersalaman dengan putri. Setelah aku bersalaman disusul dengan Galang, Dina dan
Sita.
“iya
makasihh semua, Silakan masuk” jawab Putri sambil mempersilahkan kami masuk.
Saat masuk
rumah putri, semua mata tertuju padaku. Seolah mereka gak percaya dengan apa
yang dilihatnya di depan mata. Wajah mereka nampak kaget, badannya berasa kaku,
matanya sedikit melotot, dan mulutnya sedikit mengannga. Agak berlebihan juga
ya mendeskripsikannya.
“Cantik
banget kamu Mel” kata salah seorang tamu, dia juga teman sekelasku sih.
“eh,
pasti lama banget tuh dandannya. Dari subuh mungkin”
“iihhh
tampil beda dengan sok sok an ni bocah, paling besuk juga dah enggak begini,
Cuma biar sensasional aja” kata salah satu tamu juga.
“eh,
Din, gak malu apa main sama Melda dengan dandanan baru gitu?”teriak salah satu
tamu.
Yaps,mereka
begitu karena aku pakai jilbab. Jilbabnya yang waktu itu aku beli pas di toko itu
tuh. Dan cara berjilbabnya dengan cara yang diajarin Sita. Saat mendengar
kata-kata yang keluar dari teman-teman, Galang, Sita, Dina menenangkanku.
Mereka tidak merasa keberatan pergi bersamaku, walau aku berhijab. Dan mereka
juga gak malu pergi dengan penampilan baru aku di perayaan ultahnya Putri.
Pokoknya mereka itu memang best friend forever dah.
Dan
bagiku, Melda versi yang sekarang: kalau sama-sama ribet sama-sama memperindah
diri, berhijab itu lebih istimewa. Dan walau apa kata mereka kalau yang kita
lakukan benar Why not.
sipp.... KUNJUNGI JUGA mb MEll endriagusnugroho.blogspot.com
BalasHapussiip
Hapus